Jumat, 28 Agustus 2009

Great Libraries of the Ancient World #2 : Library of Ashurbanipal


Nama lengkapnya adalah The Royal Library of Ashurbanipal yang didirikan oleh Raja Ashurbanipal, raja terakhir dari Kekaisaran Asiria Baru. Di sini menyimpan ribuan tablet tanah liat dan juga fragmen-fragmen yang berisi teks berbagai macam jenis dari abad ke-7 sebelum masehi. Saat pertama kali ditemukan, ada banyak potongan-potongan yang berserakan yang membuat para ahli kesusahan dalam merekonstruksi ulang teks-teks aslinya, meskipun ada beberapa yang memang berhasil diselamatkan.

Fragmen-fragmen ini ditemukan di daerah arkeologis di Kouyunjik yang diperkirakan merupakan kota Niniwe dalam Perjanjian Lama, di utara Mesopotamia. Situs ini dapat ditemui di Iraq saat ini.

Pertama kali situs ini ditemukan oleh Austen Henry Layard, sebagian besar teks yang ada di sini dudah dipindahkan ke Inggris dan sekarang dapat dilihat di British Museum. Tetapi yang sebenarnya bukan Austen Henry yang menemukan pertama kali, situs ini sudah dikenal sejak tahun 1849 yang bernama South-West Palace yang merupakan Royal Palace dari Raja Sennacherib.

Tiga tahun kemudian, Hormuzd Rassam, yang merupakan pelayan dari Layard, menemukan tempat sejenis "perpustakaan" di istana Raja Ashurbanipal, di sisi kebalikan mound. Sayangnya, tidak ada yang mencatat sewaktu ditemukan di tempat aslinya, karena saat diangkut dan sampai di Eropa, tablet-tablet ini bercampur dengan tablet dari situs lainnya sehingga sulit untuk dikenali lebih jauh. Untuk itulah sekarang hampir tidak mungkin untuk membedakan mana tablet yang berasal dari kedua perpustakaan tersebut.

Ashurbanipal suka dengan literatur, dan merupakan seorang kolektor tablet dan text yang sabar. Dia mengirimkan orang-orangnya untuk pergi ke seluruh Kerajaan Asiria Baru untuk mengumpulkan teks-teks kuno. Dia mempekerjakan ilmuan untuk mengkopi teks-teks yang ada, terutama dari sumber Babylonia.

Fragmen dari Royal Library meliputi royal inscription, ramalan, mitos, dan religius teks, kontrak, pemberian anugerah, surat pemerintahan, dan berbagai macam administrasi negara lainnya. Beberapa dari teks menyangkut masalah kesucian, omen, inkanasi, dan himne untuk berbagai tuhan, yang lainnya berkaitan dengan pengobatan, astronomi, dan literatur. The Epic of Gilgamesh, yang merupakan puisi terbesar dari Babilonia Kuno ditemukan dalam perpustakaan ini seperti juga Enuma Elis kisah penciptaan. Juga mitos mengenai Adapa, manusia pertama. Ada juga cerita tentang Poor Man of Nippur. Teks-teks ini ditulis dalam bahasa Akkadia pada script cuneiform.

Niniwe dihancurkan pada 612 sebelum masehi dengan koalisi antara Babylonia, Sythians dan juga Medes, orang Iran Kuno. Dipercayai, selama istana kerajaan terbakar, sebuah kebakaran yang besar pastilah menghancurkan perpustakaan dan membuat tablet tanah liat menjadi setengah terpanggang. Paradoksnya, peristiwa yang berpotensi destruktif ini malah membantu keberadaan tablet-tablet tersebut hingga sekarang. Sama baiknya seperti teks-teks yang ada pada tablet tanah liat, beberapa tablet membeku di dinding sebagai akibat telah kehilangan sifat alaminya.

Database dari British Museum menyebutkan ada 30943 tablet di seluruh koleksi Niniveh Library, dan Trustee of the Museum menawarkan akan mengupdate katalog sebagai bagian dari Ashurbanipal Library Project dari British Museum. Jika fragmen yang lebih kecil yang sebenarnya merupakan bagian dari teks yang sama tereduksi, tetapi, hal ini sama seperti perpustakaan yang sesungguhnya hanya mempunyai 10000 teks saja. Dokumen-dokumen asli yang ada di perpustakaan sebenarnya mungkin punya nilai yang lebih besar dibandingkan dengan papirus, tablet tanah liat ataupun tablet yang telah beku yang ada di British Library.

Mungkin ini sedikit mengenai Library of Ashurbanipal. Jika mungkin ada informasi tambahan dapat diberikan melalui http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar