Sabtu, 29 Agustus 2009

Great Libraries of the Ancient World #3 : Library of Alexandria (1)


Royal Library of Alexandria, atau juga biasa disebut perpustakaan kuno Alexandria mungkin adalah yang paling kita kenal. Banyak buku-buku sejarah kita yang menuliskan tentang adanya perpustakaan ini. Salah satu situs yang berada pada kota yang pernah menjadi pusat dunia, Alexandria. Mungkin memang tidak salah kalau perpustakaan ini yang paling terkenal, karena memang inilah perpustakaan kuno yang terbesar yang pernah ada (tergantung pula sebenarnya dengan penafsiran kita akan arti kata "kuno").

Perpustakaan ini awalnya berada di bawah naungan dinasti Ptolemaic dan masih tetap bertahan hingga saat ini. Perpustakaan ini fungsi utamanya pada saat itu adalah sebagai pusat pendidikan atau keilmuan dan hal ini terus bertahan hingga masa Roma menduduki Mesir. Tetapi juga beberapa ahli menyatakan walaupun Mesir telah jatuh ke tangan Roma, perpustakaan ini masih tetap menjadi pusat pendidikan selama beberapa waktu berikutnya.

Para ahli memperkirakan berdirinya perpustakaan ini adalah pada abad ketiga sebelum masehi. Diperkirakan didirikan pada waktu pemerintahan Ptolemy I Soter atau dalam masa pemerintahan Ptolemy II. Plutarch (seorang sejarawan Yunani, penulis biografi, essay dan penganut Platonist) menuliskan bahwa selama masa kunjungannya ke Alexandria pada waktu tahun 48 BCE, Julius Caesar secara tidak sengaja membakar perpustakaan saat dia menggunakan api di kapalnya sendiri untuk membuat frustasi Achillas sehingga membatasi komunikasinya di laut. Menurut Plutarch, api yang berasal dari kapal Julius Caesar menyebar ke arah dock lalu menyebar lagi membakar perpustakaan.

Tetapi yang masih menjadi perdebatan adalah apa yang ditulis oleh Plutarch ini tidak disebutkan dalam naskah kontemporer yang mencatat kunjungan Julius Caesar. Tetapi yang dapat dipastikan di sini adalah koleksi dari perpustakaan ini entah hilang atau dihancurkan telah mengalami pengurangan entah itu selama abad pertama sebelum masehi ataupun sesudahnya.

Sebagai peringatan akan pernah adanya perpustakaan ini, pada tahun 2002 telah diresmikan kembali Bibliotecha Alexandrina di dekat situs perpustakaan lama. Mungkin sebelum kita membahas lebih jauh mengenai perpustakaan ini lebih mendetail, ada baiknya kita juga belajar mengenai Library of Alexandria modern di zaman ini. Anda penasaran? Tunggulah hari esok.

Lebih jelas mengenai perpustakaan kuno dapat kita bahas di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Perpustakaan Petra: Brosur

Apakah gambar-gambar di samping ini terlalu kecil? Kalau ya maafkan saya karena demi menghemat bandwidth yang Anda pakai sekarang juga maka saya memperkecil ukuran gambar ini. Tetapi jika Anda kurang jelas, Anda bisa melihat foto-foto ini di Photo Album facebook saya di album "About Library".

Kita langsung saja membahas poin yang ingin saya sampaikan di sini. Secara sederhana adalah tempat brosur, pamflet, buletin tidak digunakan secara maksimal. Pada gambar (3), gambar yang paling kanan saya berpose di bawah papan penunjuk tempat brosur, pamflet, buletin. Sedangkan gambar (2), gambar yang di tengah menunjukkan tidak ada satu pun brosur, pamflet, buletin, atau pun media sejenis lainnya yang berada di rak ini. Sedangkan gambar (1), gambar yang paling kiri menunjukkan adanya brosur di bagian depan meja sirkulasi.

Saya tidak tahu alasannya mengapa brosur-brosur (kebetulan ketika saya datang berkunjung hanya ada satu jenis brosur, tetapi biasanya ada banyak di sana) tidak diletakkan di tempat yang semestinya. Tetapi saya rasa alasannya juga karena letaknya yang kurang strategis di perpustakaan. Tujuan utama adanya brosur adalah untuk dibagikan pada orang-orang sehingga orang-orang dapat mengerti pesan yang ingin disampaikan brosur tersebut. Untuk itu jika tidak dijajakan maka sebaiknya brosur diletakkan di tempat-tempat yang strategis. Tetapi sayangnya, menurut saya letak rak brosur ini kurang strategis sehingga jarang dilihat oleh para mahasiswa. Mungkin inilah sebabnya perpustakaan tidak lagi menggunakan rak tersebut.

Tetapi yang ingin saya sampaikan di sini adalah mungkin kita bisa menggunakan kembali rak tersebut. Sayang jika sudah ada tempatnya tetapi tidak digunakan, akan jadi tempat yang sia-sia. Mungkin (ini hanya usulan cepat tanpa saya pertimbangkan lebih jauh), rak brosur ini dapat dipindah letaknya di bagian jalan akan keluar. Di sebelah meja sirkulasi. Tetapi mungkin kelemahannya penjaga sirkulasi tidak akan dapat mengawasi bagian dalam perpustakaan lebih leluasa. Atau mungkin bisa juga diletakkan di sebelah kantor di bagian turun-turunan tangga (tetapi juga saya masih belum mengukur apakah ada sisa space atau tidak). Saya rasa dua tempat ini cukup strategis untuk peletakan rak brosur yang baru. Tetapi tentu saja pendapat saya ini harus dikaji ulang lebih jauh lagi.

Jika ada kritik terhadap opini yang saya ajukan ini mungkin bisa kita diskusikan bersama di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Jumat, 28 Agustus 2009

Special Event #1 : Funny Surabaya


Kemarin, Kamis, 27 Agustus 2009, ada tim dari HIMA GOSPEL yang mengadakan peninjauan ke perpustakaan dalam rangka mencari bahan untuk komunikasi interpersonal dan juga sistem informasi perpustakaan. Tim ini tidak lain terdiri dari saya sendiri, Jonathan Ng, Vania Christina, dan juga Kevin Punk.

Di sini kami menemukan spot-spot yang bagus untuk bisa mengambil gambar bersama. Setelah minta izin dengan petugas perpustakaan, maka kami mulai mengambil banyak gambar di perpustakaan yang hasilnya dapat dilihat di photo album facebook saya di folder About Library. Menyenangkan sekali bisa bersama dengan teman-teman dari HIMA GOSPEL. Terima kasih juga atas bantuan dokumentasinya sehingga menambah koleksi foto saya dan juga mempermudah saya menganalisis perpustakaan Petra yang hasil analisisnya akan segera saya terbitkan besok.

Tetapi tentu saja penerbitan blog ini bukan hanya sekedar menceritakan kenarsisan kita dari HIMA GOSPEL, tetapi lebih ke arah pemberitahuan bahwa di perpustakaan sekarang sedang digelar pameran lukisan karya mahasiswa-mahasiswa jurusan desain komunikasi visual. Lukisan ini menggambarkan corak Surabaya. Ada yang berupa monopoli dengan situs-situs yang ada di Surabaya, ada yang berupa peta sebuah situs di Surabaya yang digambar menarik, dan berbagai lukisan lainnya. Pameran ini diberi tema besar "Funny Surabaya". Kami berencana bertemu dengan penanggung jawab pameran ini tetapi kami masih belum berhasil. Mungkin di lain waktu kita dari HIMA GOSPEL akan bisa melakukan kolaborasi untuk menerbitkan blog tentang pameran ini.

Mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Informatika 2009 #2 : Perpustakaan untuk Refreshing


Kesempatan kedua wawancara jatuh di tangan Mr. Armandarius Darmadji (26409085). Tampaknya dia sangat dekat dengan sang peraih gelar mahasiswa teladan informatika 2009. Selain NRPnya yang hanya selisih satu saja, mereka juga kedapatan jalan berdua saat wawancara ini berlangsung.

Langsung saja ke topik. Anak yang biasa dipanggil Arman ini memberikan nilai overall 8 terhadap perpustakaan Universitas Kristen Petra. Angka yang cukup baik ini diberikan karena suasana perpustakaan yang bagus, sistem pendingin ruangan yang baik pula, tempat duduknya banyak, dan buku-bukunya tertata rapi. Dia juga memuji akan fasilitas berupa lift barang (lift buku) yang dimiliki oleh perpustakaan kita yang bisa menandakan arus perputaran buku yang sangat banyak di perpustakaan kita.

Dia sering menggunakan perpustakaan untuk kegiatan membaca buku, membaca koran, dan juga mencari referensi. Ada fungsi tambahan lain perpustakaan baginya, yaitu sebagai tempat refreshing. Menurutnya suasana perpustakaan sangat mendukung dalam hal ini. Baginya perpustakaan mempunyai arti tersendiri. Walaupun demikian, sungguh disayangkan mahasiswa ini baru menggunakan satu dari tiga fasilitas pencarian yang dimiliki perpustakaan kita, yaitu pencarian buku saja. Sedang untuk pencarian tugas akhir dan juga online journal masih belum dilakukan.

Armandarius merupakan salah satu member dari HIMA GOSPEL, mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Great Libraries of the Ancient World #2 : Library of Ashurbanipal


Nama lengkapnya adalah The Royal Library of Ashurbanipal yang didirikan oleh Raja Ashurbanipal, raja terakhir dari Kekaisaran Asiria Baru. Di sini menyimpan ribuan tablet tanah liat dan juga fragmen-fragmen yang berisi teks berbagai macam jenis dari abad ke-7 sebelum masehi. Saat pertama kali ditemukan, ada banyak potongan-potongan yang berserakan yang membuat para ahli kesusahan dalam merekonstruksi ulang teks-teks aslinya, meskipun ada beberapa yang memang berhasil diselamatkan.

Fragmen-fragmen ini ditemukan di daerah arkeologis di Kouyunjik yang diperkirakan merupakan kota Niniwe dalam Perjanjian Lama, di utara Mesopotamia. Situs ini dapat ditemui di Iraq saat ini.

Pertama kali situs ini ditemukan oleh Austen Henry Layard, sebagian besar teks yang ada di sini dudah dipindahkan ke Inggris dan sekarang dapat dilihat di British Museum. Tetapi yang sebenarnya bukan Austen Henry yang menemukan pertama kali, situs ini sudah dikenal sejak tahun 1849 yang bernama South-West Palace yang merupakan Royal Palace dari Raja Sennacherib.

Tiga tahun kemudian, Hormuzd Rassam, yang merupakan pelayan dari Layard, menemukan tempat sejenis "perpustakaan" di istana Raja Ashurbanipal, di sisi kebalikan mound. Sayangnya, tidak ada yang mencatat sewaktu ditemukan di tempat aslinya, karena saat diangkut dan sampai di Eropa, tablet-tablet ini bercampur dengan tablet dari situs lainnya sehingga sulit untuk dikenali lebih jauh. Untuk itulah sekarang hampir tidak mungkin untuk membedakan mana tablet yang berasal dari kedua perpustakaan tersebut.

Ashurbanipal suka dengan literatur, dan merupakan seorang kolektor tablet dan text yang sabar. Dia mengirimkan orang-orangnya untuk pergi ke seluruh Kerajaan Asiria Baru untuk mengumpulkan teks-teks kuno. Dia mempekerjakan ilmuan untuk mengkopi teks-teks yang ada, terutama dari sumber Babylonia.

Fragmen dari Royal Library meliputi royal inscription, ramalan, mitos, dan religius teks, kontrak, pemberian anugerah, surat pemerintahan, dan berbagai macam administrasi negara lainnya. Beberapa dari teks menyangkut masalah kesucian, omen, inkanasi, dan himne untuk berbagai tuhan, yang lainnya berkaitan dengan pengobatan, astronomi, dan literatur. The Epic of Gilgamesh, yang merupakan puisi terbesar dari Babilonia Kuno ditemukan dalam perpustakaan ini seperti juga Enuma Elis kisah penciptaan. Juga mitos mengenai Adapa, manusia pertama. Ada juga cerita tentang Poor Man of Nippur. Teks-teks ini ditulis dalam bahasa Akkadia pada script cuneiform.

Niniwe dihancurkan pada 612 sebelum masehi dengan koalisi antara Babylonia, Sythians dan juga Medes, orang Iran Kuno. Dipercayai, selama istana kerajaan terbakar, sebuah kebakaran yang besar pastilah menghancurkan perpustakaan dan membuat tablet tanah liat menjadi setengah terpanggang. Paradoksnya, peristiwa yang berpotensi destruktif ini malah membantu keberadaan tablet-tablet tersebut hingga sekarang. Sama baiknya seperti teks-teks yang ada pada tablet tanah liat, beberapa tablet membeku di dinding sebagai akibat telah kehilangan sifat alaminya.

Database dari British Museum menyebutkan ada 30943 tablet di seluruh koleksi Niniveh Library, dan Trustee of the Museum menawarkan akan mengupdate katalog sebagai bagian dari Ashurbanipal Library Project dari British Museum. Jika fragmen yang lebih kecil yang sebenarnya merupakan bagian dari teks yang sama tereduksi, tetapi, hal ini sama seperti perpustakaan yang sesungguhnya hanya mempunyai 10000 teks saja. Dokumen-dokumen asli yang ada di perpustakaan sebenarnya mungkin punya nilai yang lebih besar dibandingkan dengan papirus, tablet tanah liat ataupun tablet yang telah beku yang ada di British Library.

Mungkin ini sedikit mengenai Library of Ashurbanipal. Jika mungkin ada informasi tambahan dapat diberikan melalui http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Young People: Assets or Deficit?

Inilah pertanyaan para petinggi negara dalam upaya mereka untuk mengembangkan anak muda. Apakah dalam kemudaan kita, kita dipandang sebagai aset atau justru sesuatu yang merugikan bagi negara kita ini?

Tentu saja jawaban lazimnya adalah kita sebagai generasi muda dianggap sebagai beban. Mengapa demikian? Tidak perlu jauh-jauh hingga masalah berbangsa dan bernegara. Bagaimana orang tua kita memandang diri kita? Kebanyakan dari kita masih belum bekerja, masih belum bisa mencari penghasilan untuk pemenuhan hidup kita sendiri, tetapi kita banyak maunya. Apalagi dalam pengadaan barang seringkali kita tersangkut akan apa yang namanya gengsi. Kita seringkali membeli barang-barang luar yang tanpa disadari akan menurunkan produktivitas nasional bangsa.

Itu baru di satu sisi. Jiwa anak muda yang pemberontak bukan saja dialami oleh orang tua, tetapi dalam berbangsa pun demikian. Apakah para petinggi tidak pusing dengan banyaknya demo yang biasanya dipelopori oleh anak muda atau biasanya adalah mahasiswa? Saya tidak bilang bahwa demo itu adalah sesuatu yang buruk. Demo perlu sebagai bagian dari demokrasi negara ini. Tetapi saya ingin mengajak kita untuk berpikir di pihak yang kita protes. Apa jadinya jika kita adalah pihak yang diprotes? Bukankah itu akan semakin menghambat ruang gerak kita?

Belum lagi masalah tingginya angka pengangguran lulusan muda. Pernikahan di usia muda. Studi ke luar lalu tidak kembali. Dan sebagainya. Ada banyak hal "negatif" ketimbang "positif" yang dirasakan petinggi negara terhadap adanya kaum muda di negara ini. Apakah hal ini benar adanya?

Saya sebagai kaum muda walaupun merasa diserang dengan kata-kata ini terpaksa harus berkata "ya". Mungkin kesadaran saya sebagai anak muda akan negara ini masih sangat kecil. Mungkin saya tahu apa yang harusnya dilakukan untuk memaksimalkan peran saya dalam negara ini. Tetapi mungkin jiwa pemberontak kita masih cukup kental dalam hal ini.

Apa yang sekarang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan peran kita dalam negara ini? Kembali ke masalah service learning. Saya kembali merasakan bahwa di sinilah kita diuji secara "kecil-kecilan" bagaimana kita mau peduli terhadap bangsa ini. Di sini kita bisa membuktikan bahwa peran kita sebagai pengganggu itu adalah anggapan yang salah. Kita juga berperan dalam kemajuan negara ini melalui apa yang kita lakukan.

Informasi lebih lanjut mengenai service learning dapat Anda lihat di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Kamis, 27 Agustus 2009

Informatika 2009 #1 : Kesan Sang Mahasiswa Teladan Informatika 2009


Hari yang spesial bisa bertemu dengan Sandy Sunaryo di kolam jodoh (Atrium W) Universitas Kristen Petra. Dia adalah peraih gelar mahasiswa teladan 2009 dalam P3KMABA yang lalu. Bisa dilihat gayanya yang mantap sesuai dengan gelarnya saat ini. Mungkin kali berikutnya kita bisa berpose bersama dengan pin mahasiswa teladan yang telah diraihnya.

Kembali ke persoalan. Tepatnya kemaren siang saat kami duduk-duduk di Atrium W, tanpa sengaja kita bersua dan membicarakan mengenai perpustakaan yang kita miliki. Kesannya tentang perpustakaan Petra adalah suasana yang sarat dengan ilmu. Dia menambahkan pula rasanya mencari apa saja akan menemukan.

Masalah fasilitas, dia memuji bahwa fasilitas yang dimiliki perpustakaan kita sudah cukup baik, bahkan bagus. Sayangnya dia masih tidak mengetahui ada fasilitas apa saja yang kita sebagai mahasiswa dapat menggunakannya. Dari tiga layanan perpustakaan yang ada, yaitu pencarian buku, pencarian tugas akhir, dan online journal, dia hanya pernah menggunakan fasilitas layanan buku. Mungkin nanti ke depannya akan digunakan juga layanan ini saat kebutuhan akan ilmu semakin meningkat.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dia memberikan nilai 7,6 terhadap perpustakaan Petra. Lantas, apa yang kurang dari perpustakaan kita? Dia mengatakan bahwa perpustakaan kita kurang daya tariknya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang hanya sedikit. Demikian pula masalah desain ruangannya. Dia mengatakan bahwa perpustakaan kita tidak unik, dalam artian seperti perpustakaan pada umumnya.

Hal lain yang perlu ditingkatkan berkenaan dengan sistem perpustakaan kita adalah masalah jumlah tenaga kerjanya (staff). Dia merasa bahwa perpustakaan hanya mempunyai sedikit staff sehingga biasanya mereka yang ada di front desk sering merangkap tugas-tugas yang ada sehingga kurang efektif dalam sistemnya. Mungkin ke depannya bisa ditingkatkan.

Demikian wawancara yang singkat bersama dengan Sandy Sunaryo, mungkin di lain kesempatan kita bisa melanjutkan perbincangan kita kembali. Mungkin Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Sandy tetapi tidak kenal, mari bergabung dalam forum pengakraban di http://www.hima-gospel.forumotion.net