Senin, 31 Agustus 2009

HIMA GOSPEL in Action #1


Setelah makan siang bersama di kantin W Universitas Kristen Petra, beberapa member HIMA GOSPEL kembali mengadakan gathering di Kolam Jodoh (Atrium W) walaupun beberapa di antara kita sudah tidak single lagi... wkwkwkwkwkwkwkwk

Apa poin yang ingin saya sampaikan di sini? Lihatlah hati-hati yang gembira di atas walaupun beberapa menampakkan wajah yang suram. Kita tetap senang walaupun sebentar lagi harus menghadapi kuliah masing-masing... wkwkwkwkwkwk

Tetap semangat gan... Walaupun forum kita sudah mencapai batas bandwidth, tetapi bulan yang baru ada semangat yang baru untuk pengakraban diri lagi. Segara kunjungi web kami di http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana

Informatika 2009 #5 : Perpustakaan Petra Besar Bo...


Sosok yang sedang belajar di atas bernama Valentino Handoko (26409011). Saya sangat berterima kasih karena disela-sela kesibukannya belajar, dia masih mau meluangkan waktunya untuk wawancara singkat mengenai perpustakaan Petra. Sungguh seorang anggota HIMA GOSPEL yang baik! (sayangnya pengabadian foto kita berdua kurang mantap ini kualitasnya)

Dia memberikan nilai 7 terhadap perpustakaan Universitas Kristen Petra. Penilaiannya ini berdasarkan ruangan yang dipakai perpustakaan sangat besar (hingga 4 lantai), bukunya lengkap, fasilitasnya banyak yang meliputi bisa scan, fotocopy, dsb, dan masuknya juga sudah keren dengan menggunakan kartu saat masuk. Tetapi masih sangat disayangkan, selama ini dia masih belum pernah kembali ke perpustakaan lagi selain sewaktu perkenalan perpustakaan. Dan fasilitas yang pernah dia gunakan di anatara 3 fasilitas yang ada hanyalah fasilitas pencarian buku.

Saran Valentino untuk perkembangan perpustakaan ke depannya adalah tingkatnya diperbanyak lagi sehingga dapat mencakup koleksi buku yang lebih banyak. Kemudian perpustakaannya diberi escalator sehingga kita tidak perlu terlalu capai dalam naik turun tangga.

Valentino merupakan salah satu member dari HIMA GOSPEL, mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Famous Library #1 : Bibliotheca Alexandrina (2)


Dimensi pengerjaan proyek ini sangat luas. Dalam proyek ini bukan saja terdapat perpustakaan yang mampu menampung hingga delapan juta buku, tetapi juga terdapat ruang baca yang luasnya 70000 m² di 11 lantai yang ada. Kompleks ini juga mempunyai sebuah ruangan konferensi, ada pula perpustakaan khusus untuk para tunanetra, anak muda, dan anak-anak. Terdapat pula tiga museum, 4 galeri seni, sebuah planetarium, dan sebuah laboratorium restorasi manuskrip kuno.

Ruang baca utamanya berdiri sepanjang dari 32 meter yang menghadap ke laut dan diameternya adalah 160 meter. Dindingnya bewarna abu-abu seperti batu granit yang banyak terdapat di Aswan, yang dilukisi dengan berbagai karakter dari 120 skrips peradaban manusia di dunia.

Koleksi yang ada di perpustakaan ini merupakan hasil sumbangan dari seluruh dunia. Spanyol menyumbangkan dokumennya tentang detil masa pemerintahan Moors. Perancis juga memberikan sumbangan berupa dokumen yang mencatat pembangunan Terusan Suez. Di perpustakaan ini juga tempat mengcopy data-data yang ada di internet sebagai backup.

Mengenai manajemennya, direktur Bibliotheca Alexandrina sekarang dipegang oleh Ismail Serageldin. Dia juga merupakan pimpinan direktur dari setiap BA's affiliated research institutes and museums dan juga merupakan seorang professor di Wageningen University di Belanda.

Mimpi untuk mengembalikan Alexandria kepada fungsi awalnya sebagai pusat sains tidak lepas dari kritikan banyak pihak. Para ahli mempertanyakan apakah Mesir yang sekarang mampu untuk mensuplai perpustakaan dengan materi-materi yang dibutuhkannya, atau apakah pemerintahannya mampu melakukan penyensoran terhadap benda-benda yang terdapat di dalamnya. Hal lain lagi, mengenai arsitektur perpustakaan ini (yang bentuknya diambil dari matahari terbit) dikritik terlalu makan banyak biaya daripada koleksi-koleksi yang ada di dalamnya. Karena terbatasnya dana yang ada, maka pada tahun 2002, perpustakaan ini hanya memiliki 500000 koleksi buku, lebih rendah daripada perpustakaan nasional lainnya. Diperkirakan butuh waktu 80 tahun lamanya untuk mengisi koleksi perpustakaan sampai batas yang bisa ditampung oleh bangunan ini. Perpustakaan ini sangat bergantung dari donasi dari yang lain untuk mengisi koleksinya. Komplain lainnya juga berdatangan, misalnya daripada dana tersalurkan untuk perpustakaan ini, dana bisa dialihkan untuk social project lainnya. Seperti Mesir punya masalah pendidikan. Menurut survey, hanya 59% wanita dan 83% pria yang dapat membaca di negaranya.

Jika Anda mempunyai informasi tambahan mengenai perpustakaan ini, atau mungkin Anda sudah pernah mengunjunginya, Anda dapat membaginya bersama kami di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Library Roles #4 : As A Service-Oriented Information Provider

Ini adalah peran terakhir yang juga seharusnya dimiliki oleh perpustakaan, yaitu sebagai penyedia informasi. Poin-poin yang mendetilkan penjabaran tersebut adalah:
  • Perpustakaan menyediakan informasi tepat pada waktunya, akurat, dan berguna untuk suatu komunitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan juga hobby pribadi
  • Perpustakaan mempromosikan pada sebuah situs, secara online dan layanan telepon atau layanan informasi untuk membantu pengguna yang membutuhkan
  • Perpustakaan berpartisipasi dalam program peminjaman antar perpustakaan dan cooperative reference service sehingga pengguna yang membutuhkan informasi yang tidak ada di perpustakaannya dapat terpuaskan
Menurut saya, perpustakaan Petra juga sudah menerapkan ketiga poin di atas. Pada poin pertama, hal ini sudah disediakan oleh perpustakaan kita yang sudah berlangganan berbagai surat kabar, majalah, dan juga online journal.

Poin kedua, perpustakaan kita mempunyai web untuk membantu pengguna mendapatkan informasi media yang dibutuhkannya. Selain itu, web ini juga berfungsi sebagai media informasi yang ada. Selain itu perpustakaan kita juga menyediakan berbagai web lainnya yang juga mendukung promoso kegiatan ini seperti Surabaya Memory, Desa Informasi, dan berbagai web penunjang lainnya. Mengenai nomor telepon perpustakaan kita, kita bisa menelepon Petra lalu kita bisa minta disambungka ke perpustakaan.

Untuk poin yang ketiga, tentu saja perpustakaan kita juga sudah menjalin kerja sama hingga taraf internasional untuk mencarikan para penggunanya buku yang mereka butuhkan. Perpustakaan Petra juga bersedia untuk memberikan surat rekomendasi kepada perpustakaan lainnya agar kita dapat mengakses informasi yang mereka punyai di sana.

Saya rasa dalam poin ini perpustakaan kita sudah cukup baik melaksanakannya. Diskusi lebih lanjut dapat dilakukan di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Library Roles #3 : As A Mean of Access to Life-Long Learning

Ini merupakan peran ketiga yang didefinisikan oleh Department of Public Instruction of Wisconsin dan American Library Association yang poin-poinnya meliputi:
  • Perpustakaan meyakinkan anak-anak untuk mengembangkan keinginan dalam membaca dan belajar melalui pelayanan terhadap anak dan untuk orang tua dan anak secara bersama-sama
  • Orang tua dan pemerhati yang lain dapat membaca tentang kesiapan, hal-hal yang berhubungan dengan orang tua, memperhatikan anak, dan pengembangan anak
  • Perpustakaan mempromosikan membaca sejak masa kecil, menyediakan pelayanan untuk proses memperkaya diri sendiri (self-enrichment) dan untuk menemukan kenikmatan dalam membaca dan belajar
  • Pelayanan yang diberikan meliputi kepada anak-anak kecil, orang tua, dan manula -- sebagai contoh, program "read-aloud", day care story hour, lomba storytelling, workshop pengembangan skill orang tua, dan pembicaraan mengenai suatu buku
  • Perpustakaan diharapkan menyediakan fasilitas sosial, atau program-program kejar paket. Program yang memperkenalkan anak-anak dan orang tua terhadap anak-anak lainnya dalam area yang lebih luas
Jika saya meninjau ulang foto-foto program yang pernah dilaksanakan oleh perpustakaan Petra, maka secara garis besar seharusnya fungsi-fungsi ini sudah terlaksanakan, walaupun mungkin tidak sering pelaksanaannya dan kurang diketahui oleh mahasiswa Petra secara luas. Pelayanan terhadap anak-anak kecil mungkin sudah, bagaimana Petra bisa mengembangkan anak-anak yang ada di sekitar Siwalankerto, hingga di perpustakaan Petra pun menyediakan suatu ruang baca sendiri yang buku-bukunya dikhususkan merupakan buku bacaan anak-anak. Tetapi yang perlu disoroti di sini adalah untuk orang tua dan manula.

Memang tidak mudah untuk memberikan pelayanan terhadap orang tua dan manula. Kesulitannya adalah dalam hal mengumpulkan mereka. Selain orang tua biasanya adalah pekerja sehingga tidak mudah untuk mengumpulkan mereka di jam-jam biasa (yang artinya butuh jam-jam khusus sebagai tambahan kerja), juga masalah dana yang ada karena dana yang ada biasanya dialokasikan sebagai media promosi perpustakaan Petra. Sedangkan kesulitan untuk program manula adalah mengumpulkan materi-materi dan menyusun acara yang sangat menarik bagi mereka adalah tantangan tersendiri bagi kita.

Diskusi lebih lanjut dapat dilakukan di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Minggu, 30 Agustus 2009

Informatika 2009 #4 : Koq Ga Boleh Bawa Buku?


Satu lagi anggota HIMA GOSPEL yang turut berpartisipasi dalam wawancara (malah mengajukan diri, inilah contoh orang yang proaktif). Ia bernama Ferdi Atmajaya Wongsusilo (26409082).

Mungkin sekian saja perkenalannya. Wawancara dibuka langsung dengan pertanyaan dari 1 hingga 10 kamu memberikan nilai berapa pada Perpustakaan Universitas Kristen Petra. Ferdi dengan cepat menjawab 8. Tampaknya dia sudah siap utuk menjawab pertanyaan ini. Penilaiannya yang sangat tinggi terhadap perpustakaan ini dikarenakan di perpustakaan kita terdapat banyak buku yang berguna, suasananya yang dingin, dan tempatnya enak buat santai.

Pengalaman Ferdi bersama perpustakaan cukup banyak juga. Dia menggunakan perpustakaan untuk mengisi waktu luangnya dengan baca buku, terutama juga buku-buku yang berhubungan dengan digital imaging. Tetapi masih sangat disayangkan, Ferdi tidak pernah menggunakan fasilitas teknologi yang ada. Jadi dia mencari buku biasanya secara manual.

Saran Ferdi untuk pengembangan perpustakaan kita ke depannya adalah bentuk atau interior perpustakaan dibuat untuk lebih menarik. Dia menganalisa sepertinya perpustakaan kita ini sepi pengunjung karena salah satunya mungkin desainnya yang kurang menarik. Kemudian dia juga mengomentari masalah masuk perpustakaan tidak boleh bawa buku. Padahal lebih asyik baca buku di perpustakaan karena suasananya lebih mendukung ketimbang di ruang baca bebas.

Dan pesan terakhir dari sponsor, Ferdi merupakan salah satu member dari HIMA GOSPEL, mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Famous Library #1 : Bibliotheca Alexandrina (1)

Bibliotheca Alexandrina merupakan nama latin dari Perpustakaan Alexandria merupakan perpustakaan penting dan juga pusat kebudayaan yang terletak di pantai Laut Mediterania di kota Alexandria. Perpustakaan ini didirikan sebagai peringatan akan Perpustakaan Alexandria yang pernah hancur dan mengembalikan fungsi yang pernah dilakukan oleh perpustakaan ini, yaitu sebagai pusat pendidikan.

Ide untuk menghidupkan kembali perpustakaan ini bermula pada tahun 1974, ketika sebuah komite dibentuk oleh University of Alexandria yang tugasnya menentukan lokasi di mana akan dibangun perpustakaan baru ini antara kampus dan lepas pantai Laut Mediterania yang juga tentunya berdekatan dengan lokasi awal perpustakaan aslinya pernah berdiri. Tetapi dalam proses perjalanan komite ini, ide untuk membangun perpustakaan ini dengan cepat mendapat dukungan dari pihak yang lain pula. Salah satu pendukung proyek ini adalah presiden Mesir yang saat ini masih menjabat, Hosni Mubarak. UNESCO dengan cepat juga menyatakan dukungannya terhadap proyek ini karena juga di daerah ini sangat strategis untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Mediteranian. UNESCO kemudian mengadakan kompetisi desain arsitektur pada tahun 1988 yang nantinya akan digunakan untuk membangun perpustakaan yang baru ini. Pemenang dari kompetisi ini adalah Snohetta yang mampu memadukan unsur desain dan warisan kebudayaan yang ada. Snohetta yang merupakan penduduk Norwegia ini mengalahkan 1400 desain yang ada. Pada suatu konferensi yang diadakan pada tahun 1990 di Aswan, dana awal yang diturunkan untuk pembangunan ulang perpustakaan ini adalah sebesar $65 juta, yang sebagian besar dananya berasal dari Arab. Pengerjaan konstruksi bangunan dimulai pada tahun 1995 dan setelah menghabiskan $220 juta, bangunan ini diresmikan berdiri pada 16 Oktober 2002.

Mungkin seperti ini sejarah singkat bagaimana perpustakaan lama yang telah terhilang ini bisa dihidupkan kembali. Dan mengenai bagaimana struktur dan koleksi apa saja yang ada dalam perpustakaan ini, diharapkan Anda sabar menunggu hingga hari esok. Atau jika Anda tertarik lebih dalam belajar mengenai perpustakaan ini, Anda dapat mencari bahan-bahan referensi dari internet dan juga dengan mengunjungi http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Library Roles #2 : As A Popular Materials Center

Peran perpustakaan yang kedua adalah sebagai pusat pengadaan materi. Yang dimaksud di sini sebagai materi adalah barang-barang media yang sekarang sedang populer, misalnya berupa buku, CD, DVD, ataupun media-media lainnya yang dapat mendukung proses informasi.

Secara mendetil, poin ini dapat dijabarkan menjadi
  • Perpustakaan menyediakan media informasi dalam berbagai format yang pernah digunakan ataupun sedang populer saat ini (banyak permintaan) untuk segala umur
  • Perpustakaan mempromosikan dan meyakinkan masyarakat akan koleksinya

Menurut pendapat saya, perpustakaan Petra saat ini sudah memenuhi kedua hal tersebut. Di perpustakaan kita (di lantai 5) terdapat ruangan tempat menyimpan media informasi. Di sana banyak terdapat media-media penyimpanan data mulai dari video casette hingga saat ini yang sedang populer adalah DVD. Tidak ada kendala dalam hal ini. Tetapi jika saya boleh usul, mungkin koleksi yang ada bisa semakin diperlengkapi. Jika memungkinkan, film-film yang ditayangkan di bioskop-bioskop bisa juga dengan segera dimiliki Petra. Mungkin ini nantinya dapat menunjang peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan.

Diskusi lebih lanjut dapat dilakukan di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Library Roles #1 : As A Community Information System

Peran perpustakaan secara bertahap telah mengalami perubahan, salah satunya karena dampak perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Salah satu peran perpustakaan yang berhasil didefinisikan oleh Department of Public Institution of Wisconsin dan American Library Association menghasilkan misi-misi sebagai berikut.

Peran perpustakaan yang pertama adalah sebagai sumber informasi komunitas
  • Perpustakaan sebagai jalur informal untuk informasi dan asisten terhadap informasi terkini pada sebuah komunitas organisasi, pelayanan, dan sebagainya
  • Perpustakaan menyimpan data-data profil sebuah komunitas pelayanan (organisasi) sebagai sumber informasi
  • Perpustakaan berpatisipasi dalam jaringan antar komunitas, dan mempunyai kalender kegiatan komunitas tersebut
Perpustakaan sebagai penyedia informasi terkini mungkin sudah dilakukan oleh perpustakaan kita sekarang, tetapi mungkin masih belum sepenuhnya. Misalnya pula jika rektorat butuh suatu data X, maka biasanya pihak rektorat tanpa melalui perpustakaan, langsung mencari datanya sendiri, mungkin jika melalui perpustakaan dinilai jalurnya akan semakin bertambah panjang, sedangkan mungkin informasi ini diperlukan cepat.

Peran perpustakaan menyimpan profil-profil organisasi, mungkin perpustakaan Petra sudah menyimpan profil mengenai sejarah Petra. Tetapi mungkin untuk organisasi lainnya masih belum. Tetapi juga, perpustakaan Petra sudah dapat mencari sumber informasi bukan saja dari apa yang dimiliki oleh perpustakaan kita, tetapi juga dari perpustakaan lain. Karena saat ini perpustakaan kita menjalin kerja sama bahkan dengan perpustakaan yang ada di luar negeri.

Mengenai perpustakaan yang mengetahui agenda Petra, saya rasa perpustakaan Petra masih belum tahu menyeluruh kegiatan apa saja yang dilakukan di Petra. Mengingat juga jalur koordinasi yang tidak melibatkan perpustakaan dalam hal kepanitiaan di Petra. Mungkin perpustakaan hanya tahu sebagian besar program-program penting universitas dan tentu saja program-program perpustakaan sendiri.

Diskusi lebih lanjut dapat dilakukan di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Special Event #2 : Gathering HIMA




Hari Jumat kemaren, kita dari berbagai fungsionaris HIMA mengadakan pertemuan untuk pengakraban semua fungsionaris HIMA yang ada di Universitas Kristen Petra. Acaranya lumayan seru apalagi ditambah dengan anak-anak yang pada narsis semua ingin foto-foto. Bayangkan saja, di saat sesi berlangsung, masih sempat-sempatnya saja berfoto ria.

Menurut saya acara ini bagus, hanya saja mungkin perlu banyak peningkatan di sana sini. Tetapi mengingat ini adalah untuk pertama kalinya diadakan acara ini, maka ini adalah pencapaian yang luar biasa menurut saya. Terus maju Petra! Terus maju Informatika!

Mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Informatika 2009 #3 : Ingin Live Music

Masih dengan Mahasiswa Baru Informatika 2009 Universitas Kristen Petra, kali ini kesempatan untuk wawancara jatuh di tangan Jessica Florencia (26409083). Saya juga bertemu dengannya di Atrium W sesaat sebelum dia akan pulang menemani temannya pergi ke Hi-Tech Mall.

Secara overall, Jessica memberikan nilai 6 terhadap perpustakaan. Apa yang menyebabkan dia memberikan penilaian seperti ini? Ketika saya tanya, dia hanya menjawab "perpustakaan membosankan". Singkat, padat, dan kurang jelas tentunya sehingga saya kembali memancing dengan pertanyaan bukankah nilai 6 yang diberikan ini sudah tergolong lebih dari rata-rata nilai yaitu 5?

Ternyata baginya perpustakaan walaupun membosankan tetapi punya fungsi tersendiri baginya. Dia masih dua kali ke perpustakaan tetapi di sana dia menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk curhat, menemani temannya dan juga baca buku anak.

Bagaimana caranya untuk menghindarkan kebosanan? Dia memberikan ide agar perpustakaan diberi lebih banyak hiburan dan juga mungkin bisa diadakan live music di sana. Mungkin nanti bisa dipadukan dengan UKM paduan suara atau juga band. Ide gila yang bagus menurut saya, tetapi mungkin perlu dikaji ulang. Mungkin yang bisa diterapkan hal ini adalah ruang baca bebas karena menurut saya ruang baca bebas ini memang kurang fasilitas dan kurang dirawat. Mungkin untuk ke depannya bisa lebih dikembangkan.

Jessica merupakan salah satu member dari HIMA GOSPEL, mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Great Libraries of the Ancient World #3 : Library of Alexandria (1)


Royal Library of Alexandria, atau juga biasa disebut perpustakaan kuno Alexandria mungkin adalah yang paling kita kenal. Banyak buku-buku sejarah kita yang menuliskan tentang adanya perpustakaan ini. Salah satu situs yang berada pada kota yang pernah menjadi pusat dunia, Alexandria. Mungkin memang tidak salah kalau perpustakaan ini yang paling terkenal, karena memang inilah perpustakaan kuno yang terbesar yang pernah ada (tergantung pula sebenarnya dengan penafsiran kita akan arti kata "kuno").

Perpustakaan ini awalnya berada di bawah naungan dinasti Ptolemaic dan masih tetap bertahan hingga saat ini. Perpustakaan ini fungsi utamanya pada saat itu adalah sebagai pusat pendidikan atau keilmuan dan hal ini terus bertahan hingga masa Roma menduduki Mesir. Tetapi juga beberapa ahli menyatakan walaupun Mesir telah jatuh ke tangan Roma, perpustakaan ini masih tetap menjadi pusat pendidikan selama beberapa waktu berikutnya.

Para ahli memperkirakan berdirinya perpustakaan ini adalah pada abad ketiga sebelum masehi. Diperkirakan didirikan pada waktu pemerintahan Ptolemy I Soter atau dalam masa pemerintahan Ptolemy II. Plutarch (seorang sejarawan Yunani, penulis biografi, essay dan penganut Platonist) menuliskan bahwa selama masa kunjungannya ke Alexandria pada waktu tahun 48 BCE, Julius Caesar secara tidak sengaja membakar perpustakaan saat dia menggunakan api di kapalnya sendiri untuk membuat frustasi Achillas sehingga membatasi komunikasinya di laut. Menurut Plutarch, api yang berasal dari kapal Julius Caesar menyebar ke arah dock lalu menyebar lagi membakar perpustakaan.

Tetapi yang masih menjadi perdebatan adalah apa yang ditulis oleh Plutarch ini tidak disebutkan dalam naskah kontemporer yang mencatat kunjungan Julius Caesar. Tetapi yang dapat dipastikan di sini adalah koleksi dari perpustakaan ini entah hilang atau dihancurkan telah mengalami pengurangan entah itu selama abad pertama sebelum masehi ataupun sesudahnya.

Sebagai peringatan akan pernah adanya perpustakaan ini, pada tahun 2002 telah diresmikan kembali Bibliotecha Alexandrina di dekat situs perpustakaan lama. Mungkin sebelum kita membahas lebih jauh mengenai perpustakaan ini lebih mendetail, ada baiknya kita juga belajar mengenai Library of Alexandria modern di zaman ini. Anda penasaran? Tunggulah hari esok.

Lebih jelas mengenai perpustakaan kuno dapat kita bahas di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Perpustakaan Petra: Brosur

Apakah gambar-gambar di samping ini terlalu kecil? Kalau ya maafkan saya karena demi menghemat bandwidth yang Anda pakai sekarang juga maka saya memperkecil ukuran gambar ini. Tetapi jika Anda kurang jelas, Anda bisa melihat foto-foto ini di Photo Album facebook saya di album "About Library".

Kita langsung saja membahas poin yang ingin saya sampaikan di sini. Secara sederhana adalah tempat brosur, pamflet, buletin tidak digunakan secara maksimal. Pada gambar (3), gambar yang paling kanan saya berpose di bawah papan penunjuk tempat brosur, pamflet, buletin. Sedangkan gambar (2), gambar yang di tengah menunjukkan tidak ada satu pun brosur, pamflet, buletin, atau pun media sejenis lainnya yang berada di rak ini. Sedangkan gambar (1), gambar yang paling kiri menunjukkan adanya brosur di bagian depan meja sirkulasi.

Saya tidak tahu alasannya mengapa brosur-brosur (kebetulan ketika saya datang berkunjung hanya ada satu jenis brosur, tetapi biasanya ada banyak di sana) tidak diletakkan di tempat yang semestinya. Tetapi saya rasa alasannya juga karena letaknya yang kurang strategis di perpustakaan. Tujuan utama adanya brosur adalah untuk dibagikan pada orang-orang sehingga orang-orang dapat mengerti pesan yang ingin disampaikan brosur tersebut. Untuk itu jika tidak dijajakan maka sebaiknya brosur diletakkan di tempat-tempat yang strategis. Tetapi sayangnya, menurut saya letak rak brosur ini kurang strategis sehingga jarang dilihat oleh para mahasiswa. Mungkin inilah sebabnya perpustakaan tidak lagi menggunakan rak tersebut.

Tetapi yang ingin saya sampaikan di sini adalah mungkin kita bisa menggunakan kembali rak tersebut. Sayang jika sudah ada tempatnya tetapi tidak digunakan, akan jadi tempat yang sia-sia. Mungkin (ini hanya usulan cepat tanpa saya pertimbangkan lebih jauh), rak brosur ini dapat dipindah letaknya di bagian jalan akan keluar. Di sebelah meja sirkulasi. Tetapi mungkin kelemahannya penjaga sirkulasi tidak akan dapat mengawasi bagian dalam perpustakaan lebih leluasa. Atau mungkin bisa juga diletakkan di sebelah kantor di bagian turun-turunan tangga (tetapi juga saya masih belum mengukur apakah ada sisa space atau tidak). Saya rasa dua tempat ini cukup strategis untuk peletakan rak brosur yang baru. Tetapi tentu saja pendapat saya ini harus dikaji ulang lebih jauh lagi.

Jika ada kritik terhadap opini yang saya ajukan ini mungkin bisa kita diskusikan bersama di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Jumat, 28 Agustus 2009

Special Event #1 : Funny Surabaya


Kemarin, Kamis, 27 Agustus 2009, ada tim dari HIMA GOSPEL yang mengadakan peninjauan ke perpustakaan dalam rangka mencari bahan untuk komunikasi interpersonal dan juga sistem informasi perpustakaan. Tim ini tidak lain terdiri dari saya sendiri, Jonathan Ng, Vania Christina, dan juga Kevin Punk.

Di sini kami menemukan spot-spot yang bagus untuk bisa mengambil gambar bersama. Setelah minta izin dengan petugas perpustakaan, maka kami mulai mengambil banyak gambar di perpustakaan yang hasilnya dapat dilihat di photo album facebook saya di folder About Library. Menyenangkan sekali bisa bersama dengan teman-teman dari HIMA GOSPEL. Terima kasih juga atas bantuan dokumentasinya sehingga menambah koleksi foto saya dan juga mempermudah saya menganalisis perpustakaan Petra yang hasil analisisnya akan segera saya terbitkan besok.

Tetapi tentu saja penerbitan blog ini bukan hanya sekedar menceritakan kenarsisan kita dari HIMA GOSPEL, tetapi lebih ke arah pemberitahuan bahwa di perpustakaan sekarang sedang digelar pameran lukisan karya mahasiswa-mahasiswa jurusan desain komunikasi visual. Lukisan ini menggambarkan corak Surabaya. Ada yang berupa monopoli dengan situs-situs yang ada di Surabaya, ada yang berupa peta sebuah situs di Surabaya yang digambar menarik, dan berbagai lukisan lainnya. Pameran ini diberi tema besar "Funny Surabaya". Kami berencana bertemu dengan penanggung jawab pameran ini tetapi kami masih belum berhasil. Mungkin di lain waktu kita dari HIMA GOSPEL akan bisa melakukan kolaborasi untuk menerbitkan blog tentang pameran ini.

Mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Informatika 2009 #2 : Perpustakaan untuk Refreshing


Kesempatan kedua wawancara jatuh di tangan Mr. Armandarius Darmadji (26409085). Tampaknya dia sangat dekat dengan sang peraih gelar mahasiswa teladan informatika 2009. Selain NRPnya yang hanya selisih satu saja, mereka juga kedapatan jalan berdua saat wawancara ini berlangsung.

Langsung saja ke topik. Anak yang biasa dipanggil Arman ini memberikan nilai overall 8 terhadap perpustakaan Universitas Kristen Petra. Angka yang cukup baik ini diberikan karena suasana perpustakaan yang bagus, sistem pendingin ruangan yang baik pula, tempat duduknya banyak, dan buku-bukunya tertata rapi. Dia juga memuji akan fasilitas berupa lift barang (lift buku) yang dimiliki oleh perpustakaan kita yang bisa menandakan arus perputaran buku yang sangat banyak di perpustakaan kita.

Dia sering menggunakan perpustakaan untuk kegiatan membaca buku, membaca koran, dan juga mencari referensi. Ada fungsi tambahan lain perpustakaan baginya, yaitu sebagai tempat refreshing. Menurutnya suasana perpustakaan sangat mendukung dalam hal ini. Baginya perpustakaan mempunyai arti tersendiri. Walaupun demikian, sungguh disayangkan mahasiswa ini baru menggunakan satu dari tiga fasilitas pencarian yang dimiliki perpustakaan kita, yaitu pencarian buku saja. Sedang untuk pencarian tugas akhir dan juga online journal masih belum dilakukan.

Armandarius merupakan salah satu member dari HIMA GOSPEL, mari kita akrabkan diri kita dalam forum http://www.hima-gospel.forumotion.net. Sampai jumpa di sana.

Great Libraries of the Ancient World #2 : Library of Ashurbanipal


Nama lengkapnya adalah The Royal Library of Ashurbanipal yang didirikan oleh Raja Ashurbanipal, raja terakhir dari Kekaisaran Asiria Baru. Di sini menyimpan ribuan tablet tanah liat dan juga fragmen-fragmen yang berisi teks berbagai macam jenis dari abad ke-7 sebelum masehi. Saat pertama kali ditemukan, ada banyak potongan-potongan yang berserakan yang membuat para ahli kesusahan dalam merekonstruksi ulang teks-teks aslinya, meskipun ada beberapa yang memang berhasil diselamatkan.

Fragmen-fragmen ini ditemukan di daerah arkeologis di Kouyunjik yang diperkirakan merupakan kota Niniwe dalam Perjanjian Lama, di utara Mesopotamia. Situs ini dapat ditemui di Iraq saat ini.

Pertama kali situs ini ditemukan oleh Austen Henry Layard, sebagian besar teks yang ada di sini dudah dipindahkan ke Inggris dan sekarang dapat dilihat di British Museum. Tetapi yang sebenarnya bukan Austen Henry yang menemukan pertama kali, situs ini sudah dikenal sejak tahun 1849 yang bernama South-West Palace yang merupakan Royal Palace dari Raja Sennacherib.

Tiga tahun kemudian, Hormuzd Rassam, yang merupakan pelayan dari Layard, menemukan tempat sejenis "perpustakaan" di istana Raja Ashurbanipal, di sisi kebalikan mound. Sayangnya, tidak ada yang mencatat sewaktu ditemukan di tempat aslinya, karena saat diangkut dan sampai di Eropa, tablet-tablet ini bercampur dengan tablet dari situs lainnya sehingga sulit untuk dikenali lebih jauh. Untuk itulah sekarang hampir tidak mungkin untuk membedakan mana tablet yang berasal dari kedua perpustakaan tersebut.

Ashurbanipal suka dengan literatur, dan merupakan seorang kolektor tablet dan text yang sabar. Dia mengirimkan orang-orangnya untuk pergi ke seluruh Kerajaan Asiria Baru untuk mengumpulkan teks-teks kuno. Dia mempekerjakan ilmuan untuk mengkopi teks-teks yang ada, terutama dari sumber Babylonia.

Fragmen dari Royal Library meliputi royal inscription, ramalan, mitos, dan religius teks, kontrak, pemberian anugerah, surat pemerintahan, dan berbagai macam administrasi negara lainnya. Beberapa dari teks menyangkut masalah kesucian, omen, inkanasi, dan himne untuk berbagai tuhan, yang lainnya berkaitan dengan pengobatan, astronomi, dan literatur. The Epic of Gilgamesh, yang merupakan puisi terbesar dari Babilonia Kuno ditemukan dalam perpustakaan ini seperti juga Enuma Elis kisah penciptaan. Juga mitos mengenai Adapa, manusia pertama. Ada juga cerita tentang Poor Man of Nippur. Teks-teks ini ditulis dalam bahasa Akkadia pada script cuneiform.

Niniwe dihancurkan pada 612 sebelum masehi dengan koalisi antara Babylonia, Sythians dan juga Medes, orang Iran Kuno. Dipercayai, selama istana kerajaan terbakar, sebuah kebakaran yang besar pastilah menghancurkan perpustakaan dan membuat tablet tanah liat menjadi setengah terpanggang. Paradoksnya, peristiwa yang berpotensi destruktif ini malah membantu keberadaan tablet-tablet tersebut hingga sekarang. Sama baiknya seperti teks-teks yang ada pada tablet tanah liat, beberapa tablet membeku di dinding sebagai akibat telah kehilangan sifat alaminya.

Database dari British Museum menyebutkan ada 30943 tablet di seluruh koleksi Niniveh Library, dan Trustee of the Museum menawarkan akan mengupdate katalog sebagai bagian dari Ashurbanipal Library Project dari British Museum. Jika fragmen yang lebih kecil yang sebenarnya merupakan bagian dari teks yang sama tereduksi, tetapi, hal ini sama seperti perpustakaan yang sesungguhnya hanya mempunyai 10000 teks saja. Dokumen-dokumen asli yang ada di perpustakaan sebenarnya mungkin punya nilai yang lebih besar dibandingkan dengan papirus, tablet tanah liat ataupun tablet yang telah beku yang ada di British Library.

Mungkin ini sedikit mengenai Library of Ashurbanipal. Jika mungkin ada informasi tambahan dapat diberikan melalui http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

Young People: Assets or Deficit?

Inilah pertanyaan para petinggi negara dalam upaya mereka untuk mengembangkan anak muda. Apakah dalam kemudaan kita, kita dipandang sebagai aset atau justru sesuatu yang merugikan bagi negara kita ini?

Tentu saja jawaban lazimnya adalah kita sebagai generasi muda dianggap sebagai beban. Mengapa demikian? Tidak perlu jauh-jauh hingga masalah berbangsa dan bernegara. Bagaimana orang tua kita memandang diri kita? Kebanyakan dari kita masih belum bekerja, masih belum bisa mencari penghasilan untuk pemenuhan hidup kita sendiri, tetapi kita banyak maunya. Apalagi dalam pengadaan barang seringkali kita tersangkut akan apa yang namanya gengsi. Kita seringkali membeli barang-barang luar yang tanpa disadari akan menurunkan produktivitas nasional bangsa.

Itu baru di satu sisi. Jiwa anak muda yang pemberontak bukan saja dialami oleh orang tua, tetapi dalam berbangsa pun demikian. Apakah para petinggi tidak pusing dengan banyaknya demo yang biasanya dipelopori oleh anak muda atau biasanya adalah mahasiswa? Saya tidak bilang bahwa demo itu adalah sesuatu yang buruk. Demo perlu sebagai bagian dari demokrasi negara ini. Tetapi saya ingin mengajak kita untuk berpikir di pihak yang kita protes. Apa jadinya jika kita adalah pihak yang diprotes? Bukankah itu akan semakin menghambat ruang gerak kita?

Belum lagi masalah tingginya angka pengangguran lulusan muda. Pernikahan di usia muda. Studi ke luar lalu tidak kembali. Dan sebagainya. Ada banyak hal "negatif" ketimbang "positif" yang dirasakan petinggi negara terhadap adanya kaum muda di negara ini. Apakah hal ini benar adanya?

Saya sebagai kaum muda walaupun merasa diserang dengan kata-kata ini terpaksa harus berkata "ya". Mungkin kesadaran saya sebagai anak muda akan negara ini masih sangat kecil. Mungkin saya tahu apa yang harusnya dilakukan untuk memaksimalkan peran saya dalam negara ini. Tetapi mungkin jiwa pemberontak kita masih cukup kental dalam hal ini.

Apa yang sekarang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan peran kita dalam negara ini? Kembali ke masalah service learning. Saya kembali merasakan bahwa di sinilah kita diuji secara "kecil-kecilan" bagaimana kita mau peduli terhadap bangsa ini. Di sini kita bisa membuktikan bahwa peran kita sebagai pengganggu itu adalah anggapan yang salah. Kita juga berperan dalam kemajuan negara ini melalui apa yang kita lakukan.

Informasi lebih lanjut mengenai service learning dapat Anda lihat di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Kamis, 27 Agustus 2009

Informatika 2009 #1 : Kesan Sang Mahasiswa Teladan Informatika 2009


Hari yang spesial bisa bertemu dengan Sandy Sunaryo di kolam jodoh (Atrium W) Universitas Kristen Petra. Dia adalah peraih gelar mahasiswa teladan 2009 dalam P3KMABA yang lalu. Bisa dilihat gayanya yang mantap sesuai dengan gelarnya saat ini. Mungkin kali berikutnya kita bisa berpose bersama dengan pin mahasiswa teladan yang telah diraihnya.

Kembali ke persoalan. Tepatnya kemaren siang saat kami duduk-duduk di Atrium W, tanpa sengaja kita bersua dan membicarakan mengenai perpustakaan yang kita miliki. Kesannya tentang perpustakaan Petra adalah suasana yang sarat dengan ilmu. Dia menambahkan pula rasanya mencari apa saja akan menemukan.

Masalah fasilitas, dia memuji bahwa fasilitas yang dimiliki perpustakaan kita sudah cukup baik, bahkan bagus. Sayangnya dia masih tidak mengetahui ada fasilitas apa saja yang kita sebagai mahasiswa dapat menggunakannya. Dari tiga layanan perpustakaan yang ada, yaitu pencarian buku, pencarian tugas akhir, dan online journal, dia hanya pernah menggunakan fasilitas layanan buku. Mungkin nanti ke depannya akan digunakan juga layanan ini saat kebutuhan akan ilmu semakin meningkat.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dia memberikan nilai 7,6 terhadap perpustakaan Petra. Lantas, apa yang kurang dari perpustakaan kita? Dia mengatakan bahwa perpustakaan kita kurang daya tariknya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang hanya sedikit. Demikian pula masalah desain ruangannya. Dia mengatakan bahwa perpustakaan kita tidak unik, dalam artian seperti perpustakaan pada umumnya.

Hal lain yang perlu ditingkatkan berkenaan dengan sistem perpustakaan kita adalah masalah jumlah tenaga kerjanya (staff). Dia merasa bahwa perpustakaan hanya mempunyai sedikit staff sehingga biasanya mereka yang ada di front desk sering merangkap tugas-tugas yang ada sehingga kurang efektif dalam sistemnya. Mungkin ke depannya bisa ditingkatkan.

Demikian wawancara yang singkat bersama dengan Sandy Sunaryo, mungkin di lain kesempatan kita bisa melanjutkan perbincangan kita kembali. Mungkin Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Sandy tetapi tidak kenal, mari bergabung dalam forum pengakraban di http://www.hima-gospel.forumotion.net

Great Libraries of the Ancient World #1 : Libraries of Ugarit

Secara singkat dapat dikatakan mungkin ini adalah perpustakaan yang tertua di dunia. Di dalamnya terdapat arsip-arsip diplomatik, karya-karya literatur dan juga data-data masalah kepemilikan.

Perpustakaan ini didirikan pada zaman ketika manusia memasuki zaman perunggu sehingga literatur yang ada ditemukan ditulis dalam bentuk tablet. Literatur ini berupa teks-teks mitologi yang ditulis dalam bentuk puisi naratif, surat, dokumen-dokumen legal seperti pemindahan tanah, beberapa perjanjian internasional, dan beberapa surat-surat administrasi. Dari pecahan-pecahan bentuk puisi yang ada, dapat kita ketahui literatur yang ada berupa: Legenda Kirtu, Legenda Danel, cerita tentang Ba'al yang spesifiknya Baal-Hadad yang bermasalah dengan Yam dan Mot, dan masih banyak lagi pecahan yang lainnya.

Penemuan arsip-arsip yang ada dalam perpustakaan ini, memiliki nilai yang besar dalam ilmu kepustakaan, arsip-arsip ini merupakan yang pertama kali ditemukan menjelaskan tentang informasi detil mengenai kepercayaan orang Kanaan selama masa adanya orang-orang Israel di sana. Literatur-literatur ini menunjukkan kesamaan dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab Ibrani, terlebih di bidang kekudusan dan juga puisi-puisinya. Puisi-puisi Ugaratic mempunyai banyak elem yang nantinya akan kita ketemui dalam puisi Ibrani dalam hal pararelism, panjangnya, dan rutmenya. Penemuan literatur di Ugarit ini membimbing kita ke pendekatan baru mengenai Perjanjian Lama dalam Alkitab kita sekarang.

Lebih jelas mengenai perpustakaan kuno dapat kita bahas di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net.

New Era of Responsibility

Mengutip kata-kata yang pernah diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama:

What is required of us now is a new era of responsibility — a recognition, on the part of every American, that we have duties to ourselves, our nation, and the world, duties that we do not grudgingly accept but rather seize gladly, i rm in the knowledge that there is nothing so satisfying to the spirit, so dei ning of our character, than giving our all to a difi cult task. This is the price and the promise of citizenship.

Tentu sekarang kita tidak asing lagi dengan yang namanya individualis. Sejak awal kita masuk di perkuliahan, terutama di Universitas Kristen Petra, kita telah belajar tentang etika. Salah satu hal yang dapat kita amati adalah perilaku individualis yang terus meningkat keberadaannya dalam masyarakat kita. Mungkin ini juga yang menjadi latar belakang tugas etika yang dibebankan kepada kita untuk bisa dekat dengan masyarakat. Kita diberi tugas selama satu semester untuk berinteraksi dengan orang-orang yang tidak kita kenal di sekeliling kita. Bukan hanya sekedar tahu apa saja tentang kehidupannya, tetapi kita diharapkan untuk bisa menjadi "teman" dalam kehidupannya.

Lalu mengapa saya tertarik akan hal ini? Saya rasa hal ini dapat kita kaitkan dengan service learning yang akan kita lakukan. Baik kita dalam mata kuliah Sistem Informasi Perpustakaan, Komunikasi Interpersonal, atau mungkin mata kuliah lainnya di mana kita punya kerinduan untuk menerapkan ilmu yang kita miliki terhadap masyarakat sekitar kita. Saya rasa ini adalah langkah awal yang baik untuk kita bisa menjalin hubungan yang lebih dalam terhadap sekeliling kita.

Saya rasa kata-kata yang diucapkan oleh presiden Barrack Obama di atas tidak hanya berlaku bagi masyarakat Amerika. Sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia sadar kalau selama ini kita cenderung memikirkan diri kita atau kelompok kita sendiri. Kita lupa bahwa di luar sana ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Kita lupa bahwa masih banyak aspek yang harus dikembangkan untuk membuat kemajuan dalam negara kita ini. Kalau bukan dimulai dari kita, siapa lagi yang akan memulainya?

Sudah saatnya kita keluar dari tempat ini. Sebagai evangelical university, penerapan service learning menurut saya sangat sesuai. Dengan service learning kita bisa melayani dan memberitakan Injil melalui perbuatan kita di luar sana.

Informasi lebih lanjut mengenai service learning dapat Anda lihat di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Rabu, 26 Agustus 2009

HIMA GOSPEL and Library


Inilah foto-foto sebagian dari member HIMA GOSPEL yang turut berpartisipasi dalam wawancara demi pengembangan perpustakaan Universitas Kristen Petra. Hingga saat ini data-data masih dikelola oleh penulis. Mungkin setidaknya, penulis akan mempublikasikan apa yang mereka bicarakan mengenai perpustakaan kita besok. Apa yang menyenangkan dan patut dipertahankan dari perpustakaan kita, penggunaan fasilitas, hingga saran-saran mereka untuk pengembangan ke depan perpustakaan kita semuanya dikemukakan mereka.

Kegiatan ini disponsori oleh HIMA GOSPEL. Selain sebagai media untuk melihat aspirasi mahasiswa mengenai perpustakaan Universitas Kristen Petra, kita juga menerapkan materi mata kuliah Komunikasi Interpersonal terhadap sesama mahasiswa dan pihak-pihak yang terlibat lainnya.

Lebih jauh mengenai siapa saja mereka dapat dilihat dalam http://www.hima-gospel.forumotion.net

Service Learning: It's Youth Time

Saya tidak tahu apakah pemikiran saya ini bisa diterima atau tidak, tetapi orang-orang yang berperan dalam service learning sebagaian besar adalah kita anak muda. Tanpa bermaksud menyindir pihak-pihak tertentu, generasi tua (misal guru, dosen, pembimbing lain) dalam kegiatan service learning memang berpengaruh, tetapi peran mereka kebanyakan hanya sebatas mengarahkan dan memotivasi kita generasi muda. Sedangkan kita, kita langsung terjun ke lapangan. Kita yang berinterkasi secara langsung dalam penerapan ilmu kita dalam masyarakat.

Coba kita cari lebih jauh dalam mesin pencari Google atau yang lainnya. Saat kita mengetikkan keyword service learning, maka kebanyakan yang keluar adalah tentu saja katalog dan pengertian service learning, dan kedua yang terbanyak adalah gerakan anak-anak muda terutama di Amerika yang menerapkan kegiatan service learning ini.

Poin yang ingin saya sampaikan di sini adalah:
  • Sebagai anak muda yang telah diberi kesempatan dalam service learning, mari kita lakukan ini dengan sungguh-sungguh. Banyak mereka yang lain ingin berperan dalam kegiatan kita ini (membantu masyarakat sekitar) tetapi mereka tidak memadai pengetahuannya dalam bidang yang ingin dibantu. Kita sebagai mahasiswa yang telah banyak mendapat ilmu, mari kita berusaha menerapkan ilmu-ilmu yang sudah kita peroleh sejauh ini untuk kemajuan bangsa ini juga.
  • Kebanyakan kegiatan ini dilakukan di negara-negara barat yang liberal. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang mengaku sebagai negara berdemokrasi dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan, masakan kita kalah dengan anak-anak muda barat? Harusnya kita bisa lebih baik dari mereka karena di sini hubungan kekeluargaan kita setidaknya jauh lebih tinggi.
Lebih jauh mengenai peranan anak muda mari kita diskusikan bersama di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Everybody can be great, because everybody can serve

Ketika membaca background mengenai service learning dalam pertemuan pertama mata kuliah Sistem Informasi Perpustakaan, di sana saya mendapatkan ayat landasan service learning dalam Markus 10:43-45 dan juga Yohanes 13:14-15. Di sini saya teringat akan kata-kata yang pernah diucapkan oleh Reverend Martin Luther King, Jr. Saya rasa kata-kata ini juga tidak asing bagi kita:
Everybody can be great, because everybody can serve
Pertama kali saya mendapatkan tentang hal ini juga saya tidak mengerti mengapa kita harus melayani orang lain jika kita ingin menjadi pemimpin yang besar. Bukankah dengan melayani berarti kita adalah orang yang kecil, karena seorang pelayan tentu tidak lebih besar daripada orang yang dilayaninya.

Tetapi sebenarnya justru di sinilah letak kehebatan orang yang mau melayani. Dibutuhkan pengorbanan harga diri jika kita ingin melayani orang lain, apalagi jika kita merasa diri kita lebih mampu daripada orang yang kita layani. Mengorbankan harga diri dan bersikap rendah hati bukanlah sesuatu yang dapat dikerjakan semua orang. Hanya orang besar saja yang mampu melakukannya. Ingat akan padi semakin berisi semakin merunduk, ketika kita sudah merasa diri kita hebat, hendaknya kita semakin merunduk karena inilah contoh orang yang besar.

Pula mengapa kita harus melayani orang lain? Jika kita terus mengisi hidup kita dengan pengetahuan dan sebagainya, kita sebagai manusia punya batas. Ada saatnya apa yang kita isikan dalam hidup kita tidak dapat kita terima lagi. Ibarat gelas yang terus diisi air hingga penuh dan tumpah. Bagaimana agar air dalam gelas ini tidak tumpah? Salah satu caranya adalah dengan memberikan air dalam gelas kita ke gelas yang lain sehingga kita bisa ditambah lebih banyak lagi.

Dan menurut saya yang terakhir, keteladanan Kristus mengatakan bahwa kita harus melayani orang lain jika kita ingin besar. Dan saya rasa menjadi orang besar adalah dambaan kita semua. Jadi kita harus melayani dan salah satunya adalah melalui kesempatan service learning dalam mata kuliah Sistem Informasi Perpustakaan maupun Komunikasi Interpersonal ini.

Ada banyak alasan mengapa service learning dan melayani itu perlu. Mungkin ini adalah suatu topik yang cukup baik untuk kita bahas lebih lanjut dalam forum di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Selasa, 25 Agustus 2009

Definisi Perpustakaan

The Oxford English Dictionary ( 1374) a place where books were kept for “reading, study, or reference”


A new English Dictionary on Historical Principles ( 1933) :
- a building, room or set of rooms containing a collection of books for the use of the public or some portion of it, or the members of a society;
- a public institution or establishment charged with the care of a collection of books


Kedua definisi di atas, seperti yang telah dijelaskan dalam kelas, merupakan definisi lama dari apa itu perpustakaan. Maka dari itu sekarang saya mencoba untuk menggali lebih dalam masalah definisi baru perpustakaan. Dan setelah saya mencoba mencari, mungkin definisi ini yang paling baik mengenai perpustakaan masa kini.

The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright ©2000 by Houghton Mifflin Company. Updated in 2009. Published by Houghton Mifflin Company. All rights reserved.
1.
a. A place in which literary and artistic materials, such as books, periodicals, newspapers, pamphlets, prints, records, and tapes, are kept for reading, reference, or lending.
b. A collection of such materials, especially when systematically arranged.
c. A room in a private home for such a collection.
d. An institution or foundation maintaining such a collection.
2. A commercial establishment that lends books for a fee.
3. A series or set of books issued by a publisher.
4. A collection of recorded data or tapes arranged for ease of use.
5. A set of things similar to a library in appearance, function, or organization: a library of computer programs.
6. Genetics A collection of cloned DNA sequences whose location and identity can be established by mapping the genome of a particular organism.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Perpustakaan Petra: Online Journal

Layanan ini memang asyik, tetapi satu yang menurut saya kekurangannya adalah layanan ini hanya bisa digunakan ketika kita berada di Petra. Sebagai orang IT, tentu saja saya sedikit banyak tahu tentang sistem keamanan yang digunakan ini. Karena jika layanan ini bisa diakses dari luar (bukan menggunakan IP Petra pun bisa), maka orang luar yang mau menggunakannya pun akan bisa mengakses. Padahal layanan ini mahal harganya dan juga mungkin masalah lisensinya.

Tetapi saya tetap berharap mungkin suatu hari nanti bisa dibuatkan suatu sistem yang bagaimana kita sebagai mahasiswa Petra tetap bisa mengaksesnya walaupun dari luar. Mungkin bisa dibuatkan sistem log in atau bagaimana sehingga ketika kita ingin mencari jurnal, kita tidak perlu ke Petra. Apalagi fasilitas wi-fi Petra sekarang yang masih sangat lambat dalam hal download jurnal. Akan makan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kita bisa download dari rumah masing-masing.

Diskusi lebih jauh mengenai layanan ini mungkin bisa dibahas di http://lentera.petra.ac.id dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net

Perpustakaan: Tempat yang Berisik


Apa pandangan teman-teman jika saya berkata bahwa perpustakaan adalah tempat yang berisik? Tentu saja teman-teman akan berpikir bahwa apa yang saya katakan ini 99% adalah salah. Karena hampir di setiap perpustakaan ada tanda yang intinya mengatakan dilarang membuat keributan.

Tetapi bagi saya perpustakaan adalah tempat yang sangat bersisik. Mengapa demikian? Karena buku-buku yang ada masing-masing meneriakkan sesuatu. Suatu sejarah masa lampau, pengalaman hidup seseorang, hingga rumus-rumus matematika yang berbelit-belit.

Pula ada banyak buku-buku menarik yang ada di dalamnya. Semuanya berlomba mempromosikan dirinya ingin mendapatkan prioritas untuk dibaca, sehingga ketika kita ke sana kita dipusingkan masalah prioritas buku mana dulu yang ingin kita baca. Ada begitu banyak buku tetapi ada keterbatasan waktu pula yang kita miliki untuk membaca.

Ini adalah salah satu pendekatan yang aneh, tapi mungkin inilah salah satu pengaruh bersama anak-anak Gospel yang pada kutu buku semua. Mungkin di lain kesempatan bisa saya ceritakan bagaimana kita bisa segera membaca buku-buku (terutama novel-novel) yang baru diterbitkan. Ada begitu banyak novel yang bagus yang terbit setiap bulannya. Tentu saja dana masing-masing dari kami terbatas. Tapi kami bisa membacanya.

Ingin tahu lebih banyak tentang kami?
Kunjungi tempat berlabuh kami di http://www.hima-gospel.forumotion.net
Dan jangan lupa untuk mengunjungi e-learning sistem informasi perpustakaan di http://lentera.petra.ac.id

Senin, 24 Agustus 2009

Pengiriman Informasi 24/7 Melalui Video

Ada satu hal yang menarik saya hari ini untuk belajar lebih jauh mengenai sistem perpustakaan yang dimiliki Arizona State University (yang selanjutnya akan disingkat ASU) di Downtown Phoenix. Hari ini saya membaca sebuah tutorial yang diambil dari jurnal Information Technology and Libraries edisi September 2009. Bukan tutorialnya yang menarik perhatian saya, tetapi basa basi awalnya yang menarik bagi saya.

Dalam jurnal ini disebutkan bahwa ASU mengembangkan suatu metode pembelajaran menggunakan sebuah software berbasis screen capture. Dan satu hal yang menarik bagi saya, kegiatan ini dilakukan oleh librarians (para pustakawan). Memang dosennya yang melakukan kegiatan perekaman presentasi sambil berbicara menggunakan microphone untuk membuat media pembelajaran ini, tetapi yang ingin saya soroti kali ini adalah peran para pustakawan dalam mengelola media ini.

Jika kita bandingkan dengan kampus kita Petra, mungkin saat ini peran pustakawan dalam bidang ini masih sangat terbatas atau bahkan boleh dibilang tidak ada sama sekali. Kalau kita perhatikan, media-media pembelajaran yang dibuat oleh dosen biasanya dikelola oleh dosen secara pribadi sehingga mahasiswa yang bisa memperoleh informasi hanya mahasiswa yang berada di kelas yang diajar oleh dosen tersebut atau yang mengambil mata kuliah tersebut.

Mungkin penjelasan saya di atas terlalu berbelit, tetapi poin yang ingin saya sampaikan cukup mudah. Intinya, jika para pustakawan yang mengelola media pembelajaran ini, maka media pembelajaran ini akan dapat dilihat dan dipakai oleh semua kalangan. Misalnya saya adalah anak informatika yang ingin membuat program untuk mensimulasikan model jembatan yang kuat. Saya sebagai anak informatika tentu tidak diajarkan bagaimana teknik membuat jembatan yang kuat, demikian pula dosen pembimbing saya dari informatika. Terpaksa mungkin saya harus mencari dosen pembimbing dari jurusan teknik sipil atau berusaha mencari buku-buku yang berhubungan dengan jembatan. Tetapi tentu saja hal ini tidak efektif, karena dengan mempelajari buku, biasanya buku akan membahasnya terlalu detil atau dengan bahasa yang sulit kita mengerti, sedangkan kita baru mengerti isi buku tersebut jika sudah dijelaskan oleh dosen.

Ini adalah poin yang ingin saya sampaikan. Jika para dosen memberikan bahan materinya kepada para pustakawan, maka kita akan dengan mudah bisa mengakses apa yang diajarkan di kelas perancangan jembatan tanpa kita harus mengikuti kelas tersebut, sehingga kita pun bisa belajar sendiri. Walaupun mungkin kita masih tetap memerlukan peran dosen pembimbing.

Dan saya rasa hal ini dapat diterapkan di perpustakaan Petra untuk ke depannya, karena di zaman ini, hampir semua ilmu bertautan. Tidak mungkin informatika hanya berdiri sebagai informatika saja. Informatika ada untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada di berbagai bidang sehingga proses otomatisasi bisa dimaksimalkan sehingga dapat mempercepat arus informasi.

Mengenai pembahasan tentang bagaimana hal ini dilakukan di ASU, mungkin dalam posting berikutnya bisa saya jabarkan lebih detil. Saya juga tertarik untuk mempelajari lebih dalam bagaimana metode yang mereka terapkan walaupun saya sudah tahu bagaimana garis besarnya.

Pembahasan lebih lanjut dapat ditemukan pada http://lentera.petra.ac.id/ dan juga di forum http://www.hima-gospel.forumotion.net/

Jenis Kelamin dan Perpustakaan

Apakah ada pengaruh antara jenis kelamin dan pustakawan? Apakah jenis kelamin berpengaruh dalam kinerja seseorang dalam perpustakaan? Mungkin ini sesuatu yang menarik yang dapat kita bahas dan dikaji lebih jauh.

Data-data yang ada menurut Broader IT Fields dan Association of Research Libraries (ARL) menunjukkan bahwa pria lebih berpengaruh dalam pengembangan IT di perpustakaan.

Data dari Broader IT Fields pada tahun 2003:
Computer and Information Science:
Wanita : 519700
Pria : lebih dari 1360000
Nilai tengah penghasilan:
Wanita : $63000
Pria : $74000

Data dari Association of Research Libraries:
Data jumlah kepala Library Computer System:
Tahun 2004 - 2005:
Wanita : 32 kepala departemen, berpenghasilan $76764, pengalaman kerja 18,9 tahun
Pria : 60 kepala departemen, berpenghasilan $76060, pengalaman kerja 16,9 tahun
Tahun 2005 - 2006:
Wanita : 32 kepala departemen, berpenghasilan $78767, pengalaman kerja 19,4 tahun
Pria : 52 kepala departemen, berpenghasilan $79680, pengalaman kerja 18,4 tahun
Tahun 2006 - 2007:
Wanita : 26 kepala departemen, berpenghasilan $81435, pengalaman kerja 18,2 tahun
Pria : 52 kepala departemen, berpenghasilan $82409, pengalaman kerja 17,6 tahun
Tahun 2007 - 2008:
Wanita : 27 kepala departemen, berpenghasilan $87107, pengalaman kerja 18,8 tahun
Pria : 51 kepala departemen, berpenghasilan $87136, pengalaman kerja 18,8 tahun

Diskusi lebih lanjut dapat dilihat pada forum diskusi http://lentera.petra.ac.id atau juga di forum diskusi http://www.hima-gospel.forumotion.net

Sekapur Sirih

Blog ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Informasi Perpustakaan. Dalam blog ini Anda akan mendapatkan berbagai hal menarik seputar masalah perpustakaan. Semoga Anda menikmatinya.... wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

Blog ini merupakan cabang dari lentera.petra.ac.id

Info lebih lanjut mengenai pembuat blog ini dapat dilihat dengan bergabung di www.hima-gospel.forumotion.net